Kecelakaan-Tragis-ODGJ-Tewas-Terperangkap-dalam-Bus-Terbakar-di-Lubuklinggau

Kecelakaan Tragis: ODGJ Tewas Terperangkap dalam Bus Terbakar di Lubuklinggau

Trenmediatoday – Lubuklinggau, Sumatera Selatan, diguncang oleh sebuah tragedi mengerikan yang melibatkan sebuah bus yang terbakar, menyebabkan seorang ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa) tewas terjebak di dalamnya. Kejadian tersebut terjadi pada Selasa pagi, 29 Oktober 2024, di sebuah jalan yang cukup sibuk di pusat kota Lubuklinggau. Tragedi ini meninggalkan kesedihan mendalam bagi keluarga korban serta masyarakat sekitar.

Kebakaran yang melanda bus tersebut bukan hanya menyebabkan kerugian materiil yang besar, tetapi juga menyoroti bagaimana perlunya perhatian lebih terhadap keselamatan, terutama bagi kelompok rentan seperti ODGJ yang terkadang terabaikan dalam situasi darurat.

Kronologi Kejadian Kebakaran

Kebakaran terjadi sekitar pukul 08:30 WIB saat bus yang mengangkut penumpang sedang melaju di Jalan Raya Lubuklinggau. Menurut saksi mata, bus tersebut tiba-tiba mengeluarkan asap tebal dari bagian mesin di bagian belakang, yang kemudian dengan cepat merambat ke seluruh bagian kendaraan. Sebagian penumpang berhasil keluar melalui pintu darurat dan jendela, namun seorang pria yang diketahui adalah seorang ODGJ terjebak di dalam bus.

Menurut keterangan petugas pemadam kebakaran setempat, mereka menerima laporan kebakaran dalam waktu 10 menit setelah kejadian. Tim pemadam yang tiba di lokasi langsung berupaya memadamkan api dan melakukan evakuasi. Namun, karena api sudah membakar sebagian besar bagian dalam bus, mereka gagal menyelamatkan pria tersebut yang berada di kursi belakang.

“Api menyebar sangat cepat. Kami mencoba masuk, tapi sudah terlambat. Korban sudah ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa di kursi bagian belakang,” ujar salah seorang petugas pemadam kebakaran, yang enggan disebutkan namanya.

Identitas Korban dan Reaksi Masyarakat

Korban yang tewas dalam insiden tersebut adalah seorang pria berusia sekitar 40 tahun yang diketahui memiliki gangguan jiwa. Berdasarkan informasi yang dihimpun, pria tersebut sebelumnya ditemukan oleh warga setempat di kawasan pinggiran kota dan sering terlihat berkeliaran di sekitar terminal. Ia tinggal tanpa keluarga, dan telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat setempat yang sering memberikan bantuan makanan dan minuman.

Sumber dari kepolisian setempat menyebutkan bahwa korban sempat dimasukkan ke dalam bus tersebut oleh seorang pengemudi yang tidak mengetahui latar belakang pria tersebut. Setelah terjadi kebakaran, pengemudi bersama beberapa penumpang lainnya berusaha menyelamatkan diri, namun korban tetap berada di dalam bus.

Warga sekitar merasa sangat berduka atas kejadian ini. Salah satu warga yang biasa membantu korban mengatakan bahwa mereka sangat peduli terhadapnya, meski mengetahui kondisi kesehatan mentalnya. “Kami selalu memberikan makanan dan minuman pada dia. Tapi hari ini, kami sangat terkejut dan merasa sangat kehilangan,” kata warga setempat dengan mata berkaca-kaca.

Penyebab Kebakaran Masih Diselidiki

Kepolisian Lubuklinggau langsung melakukan penyelidikan terkait penyebab kebakaran bus yang merenggut nyawa seorang ODGJ tersebut. Hingga kini, pihak kepolisian belum bisa memastikan apakah kebakaran tersebut disebabkan oleh kerusakan teknis pada mesin bus atau faktor lain. Namun, penyelidikan lebih lanjut tetap dilakukan, dan pihak kepolisian berjanji akan mengungkap penyebab pasti dari kejadian tragis ini.

Beberapa saksi yang berada di lokasi kejadian menyebutkan bahwa sebelum kebakaran, mereka mendengar suara berdecit dari mesin bus yang terdengar tidak normal. Hal ini menjadi salah satu dugaan sementara yang mungkin menyebabkan kebakaran.

“Setahu saya, bus itu dalam kondisi baik. Namun, mungkin ada faktor lain yang memicu api di mesin belakang. Kami masih mendalami hal itu,” ujar salah seorang anggota kepolisian yang terlibat dalam penyelidikan.

Perlunya Perhatian Khusus bagi ODGJ dalam Situasi Darurat

Tragedi ini kembali menyoroti pentingnya perlindungan bagi orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) di masyarakat, khususnya dalam situasi darurat seperti kebakaran atau kecelakaan. Orang-orang dengan gangguan jiwa seringkali tidak dapat berfungsi secara penuh dalam kondisi yang penuh tekanan atau bahaya, sehingga mereka membutuhkan perhatian ekstra.

Di beberapa negara maju, sudah ada kebijakan yang lebih tegas terkait perlindungan terhadap ODGJ, termasuk penyediaan fasilitas khusus dan pendampingan dalam menghadapi situasi berbahaya. Namun, di Indonesia, meskipun beberapa langkah telah diambil untuk meningkatkan kesejahteraan ODGJ, kejadian-kejadian seperti ini masih menunjukkan adanya kurangnya kesadaran dan fasilitas yang memadai untuk melindungi mereka.

Berdasarkan pengamatan, ODGJ yang sering berkeliaran di tempat-tempat umum, termasuk di terminal atau stasiun, sering kali terlupakan dalam perencanaan keselamatan umum. Masyarakat sekitar memang telah menunjukkan empati dan memberikan bantuan, namun dalam situasi darurat, mereka masih sangat rentan.

Tanggapan dari Pemerintah dan LSM

Menanggapi tragedi ini, pemerintah kota Lubuklinggau melalui Dinas Sosial mengungkapkan rencana untuk lebih memperhatikan masalah ODGJ. Pihaknya berjanji akan meningkatkan pengawasan terhadap keberadaan ODGJ di tempat-tempat umum dan memberikan perhatian lebih terhadap keselamatan mereka. “Kami akan terus melakukan upaya untuk memastikan bahwa ODGJ mendapatkan perlindungan dan perhatian lebih, terutama dalam situasi darurat,” kata Kepala Dinas Sosial Lubuklinggau.

Selain itu, beberapa LSM yang bergerak di bidang kesejahteraan sosial juga memberikan pernyataan mengenai pentingnya menambah fasilitas rehabilitasi dan perlindungan bagi ODGJ, terutama di tempat-tempat umum yang rawan terjadi bencana atau kecelakaan.

Kesimpulan

Tragedi kebakaran yang terjadi di Lubuklinggau ini menjadi peringatan keras akan perlunya perhatian yang lebih besar terhadap keselamatan ODGJ, khususnya dalam situasi darurat seperti kebakaran. Walaupun masyarakat setempat sudah memberikan perhatian, namun masih banyak yang harus dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat secara keseluruhan untuk memastikan bahwa orang-orang dengan gangguan jiwa terlindungi dengan baik, baik dalam kondisi normal maupun darurat.

Sebagai masyarakat, kita semua diingatkan untuk lebih peduli dan memperhatikan keselamatan serta kesejahteraan mereka yang berada di sekitar kita, khususnya mereka yang lebih rentan. Semoga kejadian tragis ini menjadi titik awal bagi upaya-upaya peningkatan kesadaran dan perlindungan bagi ODGJ, sehingga peristiwa serupa tidak terulang lagi di masa depan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *